Jurusan Farmasi – Awalnya Jurusan Farmasi dipandang sebelah mata karena jarang terdengar dan dirasa tidak ada. Namun, kini popularitas jurusan farmasi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari jumlah peminat yang meningkat setiap tahunnya, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Memasuki tahun 2018, buat kamu yang ingin lulus SMA dan memutuskan kuliah tapi bingung mau pilih jurusan yang mana, berikut 7 fakta tentang salah satu jurusan yang sedang populer saat ini yang bisa jadi referensi kamu:

Deretan Petunjuk Mengenai Jurusan Farmasi

1. Mayoritas siswa adalah perempuan

Departemen ini diketahui sebagian besar terdiri dari wanita. Rasio antara laki-laki dan perempuan dalam satu generasi kira-kira 1:3. Namun, bagi Anda yang tertarik dengan bidang farmasi, tidak perlu khawatir dan merasa minoritas. Kamu sering dianggap bisa melindungi teman perempuanmu, lho!

2. Apotik tidak hanya membuat obat

Banyak orang beranggapan bahwa mahasiswa farmasi hanya mementingkan pembelajaran tentang obat. Padahal, ada berbagai produk lain yang tergolong produk farmasi, yakni suplemen makanan dan kosmetik.

Suplemen yang Anda konsumsi atau krim wajah, body lotion, dan sun block yang Anda gunakan sehari-hari diracik oleh mahasiswa pascasarjana jurusan ini lho. Keren kan?

3. Butuh Ketelitian dan Ketekunan

Belajar di jurusan farmasi membutuhkan ketelitian dan ketekunan. Anda harus selalu fokus dan belajar mengamati dengan baik, terutama saat praktikum. Laboratorium memang menjadi tempat eksperimen dalam skala kecil, namun semuanya berawal dari sana.

Baca juga: 7 Rekomendasi Universitas Ilmu Gizi Terbaik di Indonesia

Jika Anda menjadi seorang apoteker di masa depan, Anda tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun karena dapat membahayakan kesehatan orang lain. Apakah Anda ingat kutipan pembuka artikel ini? “Kami bisa membunuhmu dengan satu kesalahan” – pharma(sist) dan pharma(bro).

4. Banyak praktikum

Mahasiswa jurusan ini diharapkan tidak hanya menguasai teori, tetapi juga harus memiliki keahlian khusus di bidangnya. Maka dari itu jangan heran jika dalam satu minggu bisa melakukan 2-3 praktikum yang masing-masing berdurasi sekitar 4 jam.

Selain kuliah, tentunya sebagian waktu Anda akan dihabiskan untuk bereksperimen di laboratorium. Jadi, tidak ada yang namanya ‘kuliah FTV’, kan kalau sudah masuk jurusan ini.

5. Melakukan banyak laporan

Fakta kali ini berkaitan dengan fakta nomor 3. Karena banyaknya praktikum, kalian juga harus mengerjakan laporan dari setiap praktikum. Padatnya jadwal perkuliahan dan praktikum dari pagi hingga sore hari membuat banyak mahasiswa jurusan ini lebih memilih memanfaatkan waktu istirahatnya setelah pulang kampung. Artinya, akhir pekan biasanya akan dihabiskan untuk mengerjakan laporan.

Wah, sedih ya? Jangan khawatir, di akhir pekan Anda pasti masih bisa jalan-jalan atau refreshing jika mengatur waktu dengan baik. Tipnya adalah membayar kembali beberapa laporan ini di hari-hari sebelumnya.

6. Program Pendidikan Profesi Apoteker

Setelah lulus sebagai sarjana farmasi yang memakan waktu rata-rata 4 tahun, masih ada satu langkah lagi untuk bisa memperoleh gelar apoteker. Program pendidikan profesi apoteker hanya dapat ditempuh oleh sarjana farmasi. Program ini berlangsung selama dua semester atau satu tahun. Jadi, Anda membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk menjadi apoteker penuh.

7. Sering bekerja dalam kelompok

Kebanyakan praktikum di jurusan farmasi dilakukan secara berkelompok. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya modul praktikum yang harus dikerjakan dan keterbatasan alat yang tersedia di laboratorium sehingga tidak memungkinkan setiap mahasiswa mengerjakan satu per satu.

Bekerja dalam kelompok berguna untuk melatih Anda bekerja dengan orang lain dan memahami mereka dengan lebih baik. Anda akan bertemu dengan teman-teman yang memiliki sifat, ide, dan cara berpikir yang berbeda. Gunakan perbedaan ini untuk saling memahami teman-teman Anda dan mempererat persahabatan Anda.